Judul: Jas Hujan Buat AbiPenulis: Fahri AzizaPenerbit: Cakrawala PublishingTahun terbit: 2007Jumlah Halaman: 128 *** Siapa yang belum krnal dengan Bang Fahri Aziza. Saya mengenal beliau dari cerpen-cerpen beliau di majalah Annida dan Ummi zaman baheulak dulu. Karyanya memang bombastik. Setiap kalimat memiliki 'jiwa'.
Blogger itu apa sih? Itulah pertanyaan yang pertama kali saya ajukan kepada teman yang memperkenalkan saya pada blog, yaitu di tahun 2006. Saat itu saya tertarik dengan blog yang dia isi. Saya pun minta diajari membuat blog di blogspot. com.
Ternyata, ngeblog itu asyik!
Dari ilmu yang diajarkan teman saya itu, saya mulai mengotak-atik blog. Saya mulai mengganti template dan widget. Ternyata, saya menyukai aktivitas itu. Di sela waktu istirahat, saya menggunakan kesempatan dengan mengotak-atik blog.
Blog saya yang pertama pun jadi, meskipun masih sangat sederhana. Saya pun mulai mempelajari fitur yang ada di blog, termasuk kode 'html'. Sangkin asyiknya ngeblog, saya kadang lupa waktu istirahat sudah habis dan saya harus kembali bekerja.
Negara ini baru saja merayakan kemerdekaannya yang ke-76. Kita pun ikut memeriahkannya meskipun tidak semeriah sebelum pandemi hadir. Lomba yang biasanya diadakan di tiap kelurahan tidak ada lagi. Namun, saya masih bangga dengan banyaknya warga yang memasang bendera merah-putih di depan rumah. Ditambah lagi umbul-umbul berwarna-warni di dekatnya.
Hinggar-binggar memeriahkan kemerdekaan menular kepada ketiga bocah saya. Mereka ikut serta dalam merangkai bendera merah-putih plastik, yang berukuran kecil di sebuah kawat kecil dan panjang. Mereka berlarian merangkainya hingga selesai. Akhirnya jadilah depan pagar kami dipenuhi oleh rangkaian bendera merah-putih dan bendera besar di sisi kanan pagar.
Jauh sebelum perayaan 17 Agustus itu, kami sudah menyelesaikan cerita yang berjudul Cut Nyak Dien. Mereka ikut merasakan gejolak perjuangan pahlawan itu. Dari cerita itu, para bocah bertanya banyak hal. Mereka belajar bahwa merdeka itu bukanlah sekedar kata, tetapi perjuangan panjang.
Para bocah pun mulai bertanya saat Presiden Jokowi mengadakan upacara bendera di pagi hari. Memang tidak banyak yang ikut dalam perayaan itu, tetapi upacara bendera tetap hikmat dan begitu bermakna.
Pertanyaan para bocah pun mulai terangkai.
"Bu, kenapa harus upacara ya?"
Dari pertanyaan itu, saya hanya bisa menjelaskan bahwa upacara itu memang hanya peringatan, tetapi makna upacara itu adalah menghargai dan menghormati perjuangan yang dilakukan pahlawan kemerdekaan.
Lalu ...
"Apa kemerdekaan itu ya, Bu?" tanya mereka kembali.
"Merdeka itu adalah kata penyemangat agar kita keluar dari bentuk penindasan penjajah di masa lalu."
"Hari ini hari kemerdekaan. Kalian tahu hari kemerdekaan itu?" tanyaku.
Setelah melihat reaksi mereka, saya mencoba untuk memberi penjelasan sesuai usia mereka.
Bahwa hari kemerdekaan itu adalah hari yang menandakan bahwa diri kita sudah terbebas dari 'penjajah' di masa lalu. Hari itu pula kita mengingat jasa para pejuang bangsa. Hari kemerdekaan adalah hari di saat kita tidak lagi takut diperdaya penjajah.
Saya mencoba menjelaskan arti merdeka kepada para bocah secara sederhana. Namun, yang jelas hari kemerdekaan adalah hari keberuntungan bagi penerus bangsa ini karena tidak harus bersimbah darah dan hidup dalam ketakutan.
Begitulah, perayaan kemerdekaan 76 tahun RI. Sebagai warga RI yang baik, kita bisa memaknai kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.
Pertama, kemerdekaan itu diperoleh dan diperjuangkan oleh pahlawan tanpa memikirkan harta dan tubuh mereka. Oleh karena itu, lakukan hal yang positif untuk mengingat perjuangan mereka. Lakukan kebaikan untuk negara ini. Misalnya, kamu bisa bebas berpendapat dan berbuat asalkan sesuai dengan kaidah dan norma yang ada di masyarakat. Jangan melanggar aturan karena perjuangan untuk merdeka pun memiliki strategi tertentu.
Kedua, merdeka itu harus membebaskan diri dan pikiran dari hal-hal negatif. Kreatiflah dalam menciptakan budaya dan karya untuk negeri ini. Jangan terpedaya oleh perkataan negatif yang datang.
Ketiga, memaknai merdeka, yaitu ikut serta dalam pengentasan masalah lingkungan, keamanan, sosial, hukum, dan pendidikan budi pekerti dan akhlak.
Slogan perayaan 76 tahun RI, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh membakar semangat kita agar tabah dalam keadaan yang sedang berlangsung. Slogan kemerdekaan itu mengajak kita bertahan dalam menghadapi pandemi.
Rakyat Indonesia harus tumbuh dan berkembang. Rakyat Indonesia harus terus berkembang keilmuannya sehingga bisa memberi kontribusi bagi bangsa ini. Bangsa yang besar berawal dari generasi yang mau menghargai perjuangan pendahulunya.