Temans, sudah pernah makan di Rumah makan hj. Lis Palembang belum nih? Ups, mungkin di luar Palembang, rumah makan ini sedikit asing, ya. Namun, rumah makan ini pernah loh masuk dalam liputannya Nces Nabati dalam acara Makan Enak. Nah, tahu sendiri kan kalau sudah masuk dalam acara itu.
Dari info yang diberikan di Makan Enak itulah, saya jadi tahu keberadaan rumah makan hj. Lis ini. Padahal sih saya orang Palembang. Benar, tidak semua orang Palembang tahu akan rumah makan hj. Lis ini. Yuk, kita ulas saja tentang rumah makan ini.
Rumah Makan Hj. Lis Memang Juara
Rumah makan hj. Lis ini sepintas tidak terlihat seperti rumah makan pada umumnya. Saat awal saya memarkirkan mobil, saya sendiri bertanya di dalam hati. Mana sih rumah makannya? Eh, ternyata, rumah makannya berada di antara hijaunya pepohonan buah mangga dan beberapa pohon besar lain.
Asri adalah kesan pertama yang saya temui saat pertama kali di sana. Bila kebanyakan rumah makan itu berbentuk ruko, rumah makan hj. Lis adalah rumah pribadi yang dijadikan rumah makan dan terletak di kawasan elit di tengah kota. Tepatnya berdekatan dengan Palembang Squre (PS), yaitu pusat pertokoan besar di Palembang.
Pindang Patin Hj. Lis Juaranya Pindang Ikan
Setelah capek berkeliling toko, Temans bisa mampir ke rumah makan ini. Dengan ramah pelayan akan mendatangi setiap pengunjung yang datang dan memberikan daftar menu untuk Temans. Nah, di sana Temans pilih deh menu apa saja yang diinginkan atau mau ikut menu pilihan saya, yaitu pindang patin.
Pindang merupakan makanan tradisional bagi warga Palembang. Olahan dari ikan ini sebagai lauk makan menjadi idola warga Palembang. Kuahnya yang segar dan suka dihirup atau seruput memberikan cita rasa yang berbeda dari lauk makan yang lain.
Saya sendiri sangat suka dengan pindang. Apalagi ikan yang menjadi bahan dasar pembuatannya adalah ikan segar yang baru mati. Ingat, ikan segar, ya.
Selain pindang, ada menu yang dinamakan tempoyak. Temans tahu kan tempoyak itu seperti apa? Tempoyak itu adalah bahan masakan ikan yang terbuat dari fermentasi durian. Setelah beberapa hari difermentasi, lahirlah tempoyak yang akan dicampur dengan ikan. Orang Palembang, terlebih suku Sekayu, Musi Banyuasin atau Banyuasin suka sekali mengonsumsi lauk ini.
Biasanya masyarakat memakan tempoyak dengan ditemani sambal mentah dan lalapan daun ubi rebus. Aduh, kebayang banget enaknya. Sampai di sini, sudah ngiler belum nih. 😁
Patin Segar, Ikan Pilihan untuk Berbagai Menu
Ikan yang digunakan untuk masakan ini biasanya ikan sungai dengan ukuran yang agak besar seperti ikan gabus, ruan, dan sebagainya. Namun, ikan-ikan ini tidak mudah ditemukan. Ah, mungkin ini terjadi karena warga suka mencari ikan dengan cara memberikan racun atau putau (sebutan di daerah saya). Akibatnya, ikan-ikan kecil pun ikut mati. Sedih banget, ya.
Itu sedikit cerita tentang ikan, ya. Itu karena ikan gabus, truman yang besar sudah cukup jarang ditemukan, maka dicarilah solusi azaz kenyamanan dan keenakan bersama, yaitu ikan patin. Keberadaan ikan patin ada di mana-mana karena peternak patin sudah banyak di daerah Palembang.
Memang sih dari segi tekstur, ikan gabus lebih berserat, tetapi dari segi harga dan kemudahan untuk mendapatkannya, ikan patin lebih mudah didapatkan. Eh, meskipun begitu kalau sudah dijadikan pindang atau tempoyak, uh ... rasanya mantap.
Kelebihan Rumah Makan Hj. Lis
Memang pindang dan tempoyak di rumah makan Hj. Lis ini mantul-mantul semua. Setelah 3 kali saya ke sini, saya benar-benar menikmati makan di sini. Berikut ini kelebihan yang saya rasakan ketika makan di sini bersama keluarga.
Alamnya Asri
Kesan astri ketika pertama kali ke rumah makan ini bukan hanya omongan saja atau sifatnya klise. Sebab, setelah menemukan tempat untuk duduk sambil menunggu makanan, kita akan merasakan kesejukan di bawah pohon di setiap meja makan.
Tak Lama Menunggu
Menunggu dalam keadaan perut yang lapar itu memang tidak nyaman, bukan? Apalagi kalau bawa anak kecil, mereka akan merengek minta makan. Untung saja, saat menunggu itu anak-anak bisa bermain di balik dedaunan yang menutupi pagar. Di sini penyajian pesanan tidak terlalu lama.
Mushola yang Apik
Karena ini konsepnya rumah, maka musholanya pun tampak seperti mushola rumah. Ada sajadah dan mukena untuk dipakai oleh pengunjung. Beberapa figura dengan latat Mekkah menghiasi dinding mushola.
Kamar Mandi
Biasanya sih kebanyakan rumah makan tidak terlalu memedulikan kamar mandi atau toilet. Di sini Temans tidak usah khawatir. Kamar mandinya ada dua dan semua bersih dan wangi. Jadi, enggak perlu jijik kalau mau ke kamar mandi, ya.
Harga yang Murah
Meskipun tampak mewah, harga yang diberikan untuk satu porsi pindang patin atau tempoyak patin itu seharga 25 ribu. Dengan harga segitu Temans akan diberikan pula bonus sambal lencak, sambal mentah, sambal terasi, es teh, dan lalapan. Jadi, termasuk murah, bukan?
Saya pribadi sih kalau disuruh milih mau makan di toko yang ada di pusat perbelanjaan dengan menu ayam kriyuk atau ayam penyet atau ayam-ayam yang lain atau di rumah makan hj. Lis, maka saya akan memilih makan di sini. Ya, mungkin karena lidah saya yang lebih menyukai ikan ketimbang ayam, ya. Juga rasa yang diberikan itu memang juara banget.
Buat temans yang mau mencoba menu pindang patin, coba deh mampir di Rumah makan hj. lis Palembang. Alamatnya, kalian bisa cek di google maps, ya. Mudah kok.
Endol surendol takendol-kendol ngunnnah....nces nabati said haha...mbak saya suka ikan jugaaa...Palembang emang juara ya kalo ngiming-imingi menu ikan
BalasHapusBener banget, Mbak. 😊
BalasHapus